Menyiapkan Lumbung Pangan Menuju “New Normal”

Para ahli memperdikisi pandemi ini akan berlangsung paling tidak dua tahun. Baru hampir dua bulan negeri ini menghadapi pandemic Covid-19, namun kondisi ekonomi rakyat kian tercekik dan menjerit. Beberapap media daring maupun cetak mencatat, total sudah lebih dari 1,5 juta tenaga kerja sudah dirumahkan hingga menderita pemutusan hubungan kerja (PHK). Ada mereka yang masih digaji namun ada yang hanya bisa gigit jari karena perusahaan tempat mereka bekerja tidak sanggup untuk memeberikan bantuan sepeserpun.

Kondisi normal baru atau ‘New Normal’ sedang dibahas untuk segara diterapkan di beberapa daerah tertentu. Namun, kondisi dilapangan memaksa beberapa pemimpin daerah untuk menundanya. Ketidakdisiplinan warga yang berimbas pada kurva positif covid di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Bahkan prediksi pengendalian pandemi ini mungkin mundur dari jadwal sebelumnya. Lalu apa yang paling tepat untuk dilakukan?

Selalu ingat bahwa manusia adalah makhluk paling sempurnya. Artinya, kita bisa menyesuaikan diri pada kondisi yang paling ekstrem sekalipun. Pembatasan kegiatan di luar ruangan, juga akan berdampak pada ketersediaan pangan masyraakat dalam waktu dekat. Bahkan beberapa ahli memperdiksi akan adanya gelombang yang akan menyerang dalam waktu dekat yakni krisis pangan. Lagi-lagi kita harus menyalahkan ketergantungan kita pada bahan pangan impor dan selalu abai pada penguatan lumbung pangan sendiri.

Ketahanan pangan harus dimulai dari skala keluarga terlebih dahulu. Keterbatasan lahan bisa dioptimalisasikan untuk menam dan membudidayakan sumber pangan yang cukup bagi keluarga. Berkebun saatnya ditanamkan di tengah masyarakat menjadi salah satu gaya hidup. Sehingga dana yang dikeluarkan bukan lagi sebagai kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Kota Semarang tahun 2018, kegiatan berkebun secara berkelompok apabila dioptimalkan dapat menghemat pengeluaran keluarga hingga 700 ribu rupiah perbulan. Penghematan ini juga penting dilakukan pada masa pandemic dimana diprediksi arus uang berputar akan melamban karena banyaknya sektor bisnis yang kemungkinan akan terdampak baik skala kecil maupun besar.

Berkebun adalah skill dasar manusia. Jauhkan kepercayaan mitos ada tangan panas dan tangan dingin dalam berkebun. Sehingga kita tidak ragu lagi untuk memulai berkebun di rumah kita masing-masing. Pekaranan, Teras, balkon, hingga di dalam ruangan pun bisa kita sulap menjadi lumbung pangan kita. Dengan mengelolanya secara indvidu maupun kelompok, kegiatan ini dapat berkelanjutan. Sehingga kebiasaan ini dapat kita wariskan kepada anak cucu kita untuk menghadapi tidak hanya pandemi seperti masa sekarang, namun pandemi di masa depan yang mungkin kondisinya mungkin akan jauh lebih buruk dari pada hari ini.

admin

Leave A Comment