Penanaman Pertama di Kalicari

Di bawah guyuran hujan hari minggu sore (29/11) tidak menyurutkan aksi kami melakukan kegiatan penanaman pertama di titik ini. Kalicari merupakan titik baru penanaman kami. Dimulai dari forum kelas kecil beberapa pekan yang lalu, dilanjutkan pada pembukaan lahan, yang sebelumnya ditanami ragam empon-empon oleh warga setempat.

Berkebun di musim hujan ada untung ruginya. Kebutuhan akan air menjadi lebih ringan adalah salah satu keuntungannya. Namun, kegiatan perawatan hingga aplikasi pestisida nabati adalah salah satu tantangannya. Kita perlu lebih sensitif atau memperhatikan pola hujan di beberapa minggu terakhir ini.

Paling tidak 1 – 3 jam setelah kegiatan pemupukan atau penyemprotan pestisida nabati lahan tidak diguyur debit air hujan yang terlalu tinggi, sehingga nutrisi tidak terbuang percuma. Namun dilahan yang lebih luas, bisa ‘diakali’ dengan membuat parit-parit atau jalan air sehingga hujan tidak terlalu keras jatuh di bedeng yang kita tanami.

Kebun dengan pembatas batu bata bersemen ini, terlihat kurang terawat di waktu awal kami mengunjunginya. Lahan ini cukup terbuka, warga setempat melakukan pembersihan ranting pohon sekitar lahan tersebut, sehingga sinar matahari cukup menyinari bedeng-bedeng yang sempat dibuat oleh warga setempat.

Melalui program pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran, Unissula Semarang melalui kontak kami Bu Ulfa, kami mencoba mengaktifkan kembali lahan ini. Tanaman yang kami tanam di tahap awal terdiri dari beberapa tanaman pangan yang banyak butuhkan oleh warga setempat mulai dari seledri, daun bawang, tomat, cabe burung (rawit setan), dan sawi pagoda. Tidak lupa bibit indigo rose yang kami uji cobakan kami tanam di beberapa kebun mitra kami.

Author

  • Itsnani Mardlotillah

    I used to work as a Project Development specialist working with International networks such as CCIVS of UNESCO, NVDA, Africa Network, and Pan America, for more than 5 years. I am a multitasking person. I can be placed in several tasks. As a professional, I work independently as a bilingual writer (EN & ID), graphic designer, website developer, and collaborative freelance researcher. In 2017 I decided to establish my enterprise called Bhumi Horta. Now we have Bhumi Horta Ent or temanberkebun.com, Bhumi Media, and Bhumi Horta Foundation.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *