Permakultur mengajari kita dimana setiap makhluk hidup sejatinya memiliki peran yang penting di kebun Manusia, tanaman, serangga, unggas, hingga hewan tanah hanya perlu ada di lokasi yang semestinya sehingga dia bisa memaksimalkan potensinya untuk membuat kebun kita semakin produktif.
Salah satu hal yang tidak boleh terlewat dalam menanam tanaman produksi adalah ketersediaan tanaman refugia yang bakalan menjadi tanaman pengalih bagi serangga yang berpotensi menyebarkan jamur dan virus yang mengakibatkan menurunnya produktivitas kebun. Refugia di lahan konvensional sudah banyak ditinggalkan. Padahal, dengan mengadakan refugia di lahan produksinya selain mempercantik, kita juga berkontribusi pada alam dengan mendatangkan serangga potensial terutama hewan agen penyerbukan, serta sedikit demi sedikit mengendalikannya.
Kebun Rembes terletak di Jatisari, Mijen, Kota Semarang (+ 15 menit dari gerbang BSB City). Kebun Rembes senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip permakultur dalam proses pembuatanya. ‘Start Small and Slow’ adalah prinsip yang kami ambil dalam pembuatan kebun permakultur. Sebagai petani di kebun pangan yang baru, kita membutuhkan proses berkenalan dengan alam sekitar, meliputi serangga apa yang ada, hewan endemik apa yang menjadi penghuni lahan ini, hingga problem lingkungan apa yang dihadapi di sekitar lahan yang sedang dikembangkan.
Barikade refugia berisi edible flowers, serta tanaman lokal seperti daun insulin, bunga kertas dan kenikir. Refugia juga berperan sebagai polinator atau agen penyerbukan. Beberapa serangga yang akan datang akan membantu proses penyerbukan di kebun, serta berperan sebagai predator beberapa serangga yang berpotensi menyebarkan jamur ataupun virus pada tanaman di waktu yang bersamaan. Dengan menghadirkan bedeng refugia di kebun kita secara tidak langsung kita berkontribusi juga pada penghematan biaya perawatan.