Memulai Menanam dengan Ditemani PGPR

Pekan ini adalah yang sangat sibuk di Kebun rembes, semua tenaga dan pikiran, kami kerahkan untuk memulai kegiatan penanaman pohon buah. Pada pekan ini kami fokuskan untuk penanaman komoditas utama yakni pohon durian. Mengingat lahan ini telah lama diperuntukan untuk kegiatan perkebunan, pohon durian ini ditanam mengikuti kontur di lapangan dengan menyesuaikan sejarah penanaman pohon di area ini. 

Alih-alih membuat model penanaman dengan kiblat penanaman berbeda yang cukup mahal, pilihan ini kami ambil, juga dikarenakan aktivitas perkebunan yang telah berganti-ganti berdasarkan masanya, telah membuat wajah vegetasi serta mengubah lanskap lahan yang telah berlangsung sejak zaman kolonial hingga kini. Sempat dibuka menjadi kebun kopi hingga lahirlah varian kopi kalimas, berlanjut pada masa produksi hutan karet, yang sebagian lahannya masih di dedikasikan untuk kegiatan ini dengan skala yang lebih kecil saat ini. 

Hingga tanggal 22 Maret 2022, pohon durian dengan varian musaking berbagai macam ukuran dan durian matahari sebanyak yakni 141 pohon durian. Pohon utama kami tanam di pekan ini akan didukung oleh vegetasi pohon alpukat dan kopi yang sedang kami siapkan. Tanaman pendukung di vegetasi baru di kebun rembes adalah upaya kami untuk terus melestarikan potensi lahan kebun rembes dalam jangka panjang. 

Alas tanam pohon durian yang kami siram dengan PGPR

Memunculkan potensi lahan adalah misi utama dari kegiatan kami di kebun rembes. Kegiatan pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) telah kami lakukan pada bulan Januari. Produksi pupuk serta pestisida nabati kami juga panen secara langsung di alam rembes. PGPR pada dasarnya adalah bakteri yang berkoloni untuk mendukung tahapan perakaran dan meningkatkan kekebalan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga ikut tertopang karena proses ini akan menghasilkan zat pengatur tumbuh secara alami dari dalam tanah. 

Sebagai agen pelestarian lingkungan, PGPR menjaga biodiversitas mikroba pada proses perakaran guna mendukung pertanian ramah lingkungan yang dapat meningkatkan hasil pertanian. Selain itu, ia juga menjadi biokatalis untuk mendukung tersedianya NPK dan asam-asam organik penting lainnya bagi tanaman. Menjadi tantangan selanjutnya bagi kami adalah memaksimalkan potensi tanah rembes dalam memproduksi unsur mikro yang juga sangat vital bagi setiap tahapan pertumbuhan tanaman produksi yang akan kami tanam. 

Tulisan ini mengutip beberapa informasi dari artikel berikut: 

http://lipi.go.id/berita/LIPI-dan-Masyarakat-Asian-PGPR-Dorong-Petani-Beralih-ke-Pupuk-Organik-Hayati/18641

itsnanim

Leave A Comment