
Menangkap Biomassa dengan Mengandalkan Eksistensi Cacing
Setidaknya dua tahun yang lalu, proyek cacing kami mulai di kebun mitra kami bersama dengan beberapa mahasiswa pada tahun 2018, yang berlanjut pada tahun 2019 di Berkah Bhumi (Gunungpati), namun sempat terhenti karena beberapa pertimbangan. Pada tahun 2021 kami dipertemukan dengan Kebun Rembes yang merupakan lahan bekas perkebunan karet yang sekarang masuk di bawah pengelolaan PT Karyadeka Alam Lestari. Dan pada tahun ini kami memutuskan untuk memulai kembali kegiatan kebun yang melibatkan cacing sebagai aktor utamanya.
Pada bulan April 2022 kami menghadirkan beberapa cacing di Kebun Rembes. Jenis yang kami pilih meliputi African Night Crawler, Tiger, dan Lumbricus Rubellus. Tiga jenis cacing ini dianggap bagi para penggiat cacing, sebagai cacing yang direkomendasikan untuk dibudidayakan untuk berbagai keperluan.

Biomassa adalah hal terpenting dari sebuah lahan pertanian organik. Ketersediaan biomassa yang cukup untuk menopang kebutuhan kebun tentunya adalah impian kita semua. Namun perlu ada strategi yang diterapkan oleh manusia sebagai ‘empu’ lahan yang sedang digarap untuk memaksimalkan produktivitas kebun dalam jangka panjang. .
Dengan memanfaatkan beberapa drum bekas dari pabrik karet yang sudah tidak terpakai, kami membuat beberapa kolam cacing. Kolam cacing ini kami bagi menjadi beberapa peruntukan mulai dari pembesaran, penetasan, dan fermentasi/pembusukan media cacing. Tidak lupa juga tempat untuk meletakkan hasil ayakan dari tanah bekas cacing yang telah kami panen.
Ini merupakan strategi awal yang kami terapkan di Kebun Rembes. Cacing sebagai agen penyubur tanah diharapkan dapat mengumpulkan lebih banyak lagi biomassa yang ada di Kebun Rembes, untuk selanjutnya kita maksimalkan untuk keperluan produksi lahan. Berbagai produk yang akan hadir juga banyak mulai dari metana super, vermicompost, dan cacing itu sendiri. Maka dari itu tunggu update dari kami, melalui blog atau sosial media kami ya!