Sekar Melati Selalu Memberikan Kejutan

Sekitar bulan April tahun 2020 kami mulai membuka lahan baru di salah satu wilayah padat penduduk di Kota Semarang. Terletak tepatnya di Jalan Lembayung, Kelurahan Sedangguwo, Pedurungan, Kota Semarang, lahan kami saat ini merupakan kepemilikan pribadi dari Mas Yoga Mitra kami di lokasi ini. Melalui program social impact dari Rotary Pandawa Semarang, Teman Berkebun bergerak mendampingi kelompok tani “Sekar Melati” hingga awal buka lahan hingga sekarang.

Kebun ini sudah banyak memberikan kejutan ketika pertama kali dibuka. Mulai dari beberapa potensi racun akibat buangan limbah masyarakat hingga. Sehingga di tahapan awal, treatment tanah menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria) menjadi sangat mutlak kami lakukan. Dengan menambahkan media tanam plus humus bamu dengan memberikan lapisan nutrisi seperti kompos bokasi hingga sersah, aktifitas ini memakan waktu hingga 2 bulan lamanya.

Namun segala jerih payah kami sebelumnya, terbayar lunas di masa panen pertama, kedua, ketiga dan selanjutnya. Karena kebun ini terbilang masih baru, hasil panen tidak kami jual, agar warga sekitar dapat menikmati hasil kebun secara cuma-cuma. Ini menepis pesimistiswarga sekitar yang notabene pemukiman padat. Ketika lahan kosong mulai kami buka sebagai kebun ternyata menjadi mungkin warga sekitar ikut menanam dan menikmati bahan pangan organik yang berkualitas baik.

Tidak hanya tanaman pangan, sumber protein pun ada di lahan ini. Ikan lele dan nila mejadi aktor utamanya. Setelah empat lebih perselang sejak pertama kali bibit ikan dimasukan kedalam kolam, sudah saatnya kami panen. Bertepatan dengan perayanan tahun baru masehi, kurang lebih 200 ekor lele probiotik segar, kami sumbangkan untuk event tasyakuran di masjid dekat kebun kami dan para tetangga. 

“Sekar Melati”, begitulah cara kami menyebuat kelompok sekaligus kebun kami ini.  Saat ini kebun “Sekar Melati” sedang masuk ke babak baru di awal tahun 2021. Setelah gempuran jamur di musim hujan beberapa minggu yang lalu, terpaksa kami harus kembali mengolah tanah dengan metode hugel beds, dan memusnahkan beberapa tanaman yang terdampak. Serta, memperbaiki kembali batas bedeng dengan menggunakan genteng bekas sehinga bedeng kami tidak mudah terkikis oleh curah hujan yang cenderung tinggi akhir-akhir ini. Kami memulai kembali babak baru dengan menanam beberapa tanaman baru seperti tomat heirloom dan tomat ungu.

Author

  • Itsnani Mardlotillah

    I used to work as a Project Development specialist working with International networks such as CCIVS of UNESCO, NVDA, Africa Network, and Pan America, for more than 5 years. I am a multitasking person. I can be placed in several tasks. As a professional, I work independently as a bilingual writer (EN & ID), graphic designer, website developer, and collaborative freelance researcher. In 2017 I decided to establish my enterprise called Bhumi Horta. Now we have Bhumi Horta Ent or temanberkebun.com, Bhumi Media, and Bhumi Horta Foundation.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *