Memulai Chicken Tractor Project Bersama Pluie Craft

Membuat kebun tanpa mencemari lingkungan adalah salah satu kondisi yang harus diwujudkan melalui program #BuatRawat bersama Teman Berkebun. Namun di satu kondisi, para petani pemula kami menemui kesulitan banyaknya detail yang perlu mereka wujudkan di satu lokasi. Ditambah lagi, kebanyakan dari petani pemula kami adalah keluarga kecil yang tidak memiliki tenaga dan waktu yang cukup untuk mewujudkannya.

Ini yang setidaknya paling dirasakan oleh salah satu sobat berkebun kita, yang merupakan founder sekaligus owner Pluie Craft. Tidak banyak waktu yang tersisa, namun keinginan untuk mewujudkan kebun organik yang berkelanjutan sangatlah besar. Sehingga kami perlu memutar otak untuk memikirkan strategi unuk menjawab tantangan ini.

Lahan yang kami kembangkan bersama cukup unik. Jenis tanah yang harus kita olah adalah tanah ‘urugan’, sehingga mayoritas struktur tanah adalah bebatuan. Sehingga, pacul tidak bisa kita gunakan secara optimal, yang bisa kita lakukan di beberapa kebun yang kami dampingi dengan membuat bedeng dengan lapisan nutrisi. Namun, ada potensi tersembunyi dari lokasi ini, karena banyak sekali ayam yang dibiarkan berkeliaran  di sekililing lahan. Dari sinilah ide untuk membuat chicken tractor pertama kali muncul.

Chicken tractor adalah metode pengolahan lahan, dengan memanfaatkan hewan unggas sebagai salah satu sumber tenaga utama. Dengan memanfaatkan kebiasaan ayam yang sering menggaruk tanah untuk mencari makan, kita bisa mengolah lahan ini tanpa memperlukan tenaga untuk mencangkul. Ciri tanah yang diolah oleh si ayam adalah cenderung halus. Ketebalan bedeng bisa disiasati dengan meletakan alas kompos yang cukup banyak saat ayam peliharan kita memulai bekarja di lahan serta media tanam matang di lapisan atasnya.

Untuk menangkap potensi ini, kami mendesain ulang kandang ayam pemilik lahan dengan menambahkan working tunnel sehingga ayam tidak berkeliaran tidak terkendali. Imbalan yang perlu dibayar adalah dengan memberikan sumber pangan yang cukup yang ayam sukai seperti sisa makanan, dedaunan, dan dedak. Tidak lupa kita juga mendekatkan sumber air sehingga ayam kita tetap bisa optimal mengerjakan lahan di lokasi yang kita inginkan di bwah terik kemarau bulan ini. Akan banyak cerita yang ingin yang kami bagi dari lokasi baru ini. Dan semoga kita segera bertemu ujung dari pandemi ini sehingga kita segara bersua lagi di kelas berkebun dan belajar bersama tentang metode ini.  Tunggu cerita kami selanjutnya ya… 🙂

Author

  • Itsnani Mardlotillah

    I used to work as a Project Development specialist working with International networks such as CCIVS of UNESCO, NVDA, Africa Network, and Pan America, for more than 5 years. I am a multitasking person. I can be placed in several tasks. As a professional, I work independently as a bilingual writer (EN & ID), graphic designer, website developer, and collaborative freelance researcher. In 2017 I decided to establish my enterprise called Bhumi Horta. Now we have Bhumi Horta Ent or temanberkebun.com, Bhumi Media, and Bhumi Horta Foundation.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *