Intern Story: Berkenalan dengan Konco Tani

Tim magang kami bertemu pertama kali dengan Konco Tani pada hari Selasa, 9 Januari 2024. Kami bertemu dengan Pak Kris dan Mas Rengga, selaku pengelola Konco Tani. Beliau menceritakan berbagai hal mulai dari awal terbentuknya Konco Tani, kegiatan yang dilakukan, pemanfaatan kegiatannya, sistem penjualan, hingga proses produksi pupuk. Tujuan dari cerita tersebut agar kami dapat mengenal lebih dekat Konco Tani.

Konco Tani berawal dari kelompok tani di desa Sendangguwo yang dibentuk pada tahun 2013 dengan tujuan membebaskan diri dari tengkulak. Kegiatan kelompok tani berjalan dengan lancar hingga suatu waktu kebun yang telah dijalankan mengalami gusuran dari orang yang tidak bertanggung jawab. Sejak saat itu, kegiatan kelompok tani mulai menurun hingga akhirnya Mas Rengga membangun kembali Konco Tani bersama pondok Nurul Haq. Kerjasama tersebut bertujuan untuk kemandirian pangan dan ketahanan pangan pondok dengan lahan wakaf dari Nurul Haq. 

Beternak dan berkebun menjadi kegiatan utama Konco Tani. Hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta lahan kebun juga digunakan sebagai tempat uji coba produk Konco Tani yaitu pupuk, media tanam, dan pestisida nabati. Konco Tani memiliki hewan ternak kambing etawa dengan dimanfaatkan limbah kotorannya untuk memproduksi pupuk serta media tanam. Selain kotoran kambing, media tanam juga berbahan dasar humus bambu. Urin kambing dapat digunakan untuk insektisida. Sebagai info, urin kelinci dan beberapa gulma juga dapat digunakan untuk insektisida. Sistem penjualan produk Konco Tani mencakup penjualan langsung ke konsumen, kelompok tani, toko pertanian, serta konsinyasi. Sampai saat ini Konco Tani belum melakukan penjualan secara online.

Konco Tani memproduksi pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC). Pupuk organik padat memiliki komposisi antara lain kotoran kambing, batang pisang (debog), sekam dan sabut kelapa, sedangkan POC berkomposisi urin dan kotoran kambing, air kelapa, sabut kelapa, tepes rebung/bambu, air batang pisang, daun gamal atau lamtoro, dan air cucian beras. Bahan-bahan POC perlu direndam bersama selama 17-21 hari (21 hari lebih bagus), kemudian disaring lalu dikemas. Pupuk wajib memiliki 3 unsur yaitu Nitrogen, Phosphat, dan Kalium. Kotoran kambing sebagai penyumbang unsur nitrogen dan proses produksinya untuk POC adalah dilakukan perendaman kotoran selama 7 hari kemudian disaring untuk diambil airnya. Unsur phosphat didapatkan dari batang pisang serta kalium didapatkan dari tepes/sabut kelapa.

Semakin banyak unsur yang terkandung dalam pupuk, maka semakin besar energi listrik yang dihasilkan. Namun terlalu banyak unsur belum tentu baik untuk semua tanaman sehingga penggunaan pupuk juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar dapat seimbang. Selama proses produksi, Konco Tani mengalami kerugian yaitu kematian 4 kambing etawa yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim. Dugaan Mas Rengga, kambing etawa sempat sakit atau stres pada saat cuaca hujan petir beberapa waktu terakhir. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya pasokan bahan untuk membuat produk. Harapan Mas Rengga untuk kedepannya semoga dapat mengidentifikasi dan mengobati kambing yang sakit secara intensif. 

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *