When you want to escape city life and experience life as a humble farmer, the Kintamani Eco-Farming Summer Workcamp by Bhumi Horta Foundation might be just what you need. For me, it was two unforgettable weeks filled with learning, sharing, reconnecting with nature, and cross-cultural understanding. Daily farm work making hugel bed and composting spot From 10 to 23 September 2025, our small but spirited team, comprising 2 volunteers from Indonesia (Itsnani Mardlotillah and Laksita E. Tyas) and 2 from Italy (Filippo Conti and Martina Verucci), lived together with our local partner farmers, Pak Eka and his family. Our workcamp site, located [...]
Read MoreSenja adalah waktu yang tepat untuk melepas kelelahan dari kesibukan sehari-hari. Saat dimana sinar matahari telah redup dan tidak menyengat terasa oleh kulit. Walaupun untuk beberapa pihak adalah waktu mereka memulai hari, namun banyak dari mereka memperlambat ritme rutinitas mereka di waktu ini. Waktu ini juga merupakan waktu yang tepat untuk kita menengok keadaan kebun kita. Pada tanggal 25 September 2025 tepatnya pada hari Kamis pekan lalu, kami mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan waktu senja kami bersama para karyawan PLN di Kebun Qita. Segenap tim teman berkebun dan Kebun Qita menyambut para peserta dengan hangat beserta kudapan yang telah disiapkan oleh relawan [...]
Read MoreTanaman timun (Cucumis sativus) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Timun tergolong dalam famili Cucurbitaceae dan memiliki karakteristik batang menjalar, daun berbulu lebar, serta buah silindris berwarna hijau dengan kandungan air yang tinggi. Timun sangat cocok tumbuh di daerah dengan suhu hangat (25–30°C), intensitas cahaya tinggi, dan tanah yang gembur serta kaya bahan organik. Selain itu, timun juga memiliki nilai ekonomis tinggi dan masa panen yang relatif cepat, yaitu 35–45 hari setelah tanam. Dalam budidayanya, timun tergolong tanaman yang rentan terhadap berbagai hama dan penyakit seperti kutu daun, kumbang daun, embun tepung, dan penyakit virus mosaik. [...]
Read MoreGulma adalah tanaman yang tumbuh tidak diinginkan, karena bersaing dengan tanaman utama untuk memperoleh cahaya matahari, air, ruang, dan unsur hara. Kehadirannya dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya dan menurunkan hasil panen. Namun, di sisi lain, gulma juga bisa dijadikan indikator alami bagi petani untuk memahami sifat dan kualitas tanah di kebunnya. Dengan mengenali ciri umum gulma, cara membedakannya dari tanaman utama, serta memahami contoh gulma yang sering muncul di kebun, petani dapat mengambil langkah pengelolaan yang lebih bijak dan efisien. Ciri-ciri gulma antara lain memiliki siklus hidup pendek namun agresif, akar menjalar, dan morfologi kasar seperti daun bergerigi atau batang berbulu. [...]
Read MoreBawang merah adalah salah satu tanaman hortikultura yang cocok ditanam di lingkungan mana saja. Menurut Husain et al. (2022) menyatakan bahwa bawang merah termasuk tanaman hortikultura yang memiliki kandungan gizi yang baik dan memiliki banyak manfaat, diantara manfaatnya adalah sebagai pelengkap bumbu dapur dan sebagai bahan pengobatan tradisional yang sangat populer dikalangan masyarakat. Pindah tanam bawang merah (Allium cepa L.) merupakan cara mudah dan efektif untuk menanam bawang merah dari bibit ke lahan sempit. Fungsi dilakukannya pindah tanam memindahkan bibit atau tanaman muda dari tempat persemaian ke lahan tanam utama agar tanaman mendapatkan ruang tumbuh yang lebih luas. Cara ini dimulai [...]
Read MoreKota Semarang saat ini sedang menghadapi kondisi lingkungan yang semakin tidak menentu. Udara menjadi lebih panas, hujan datang tak terduga, dan kelembaban terasa semakin rendah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh mikroklimat, yaitu kondisi iklim dalam skala kecil yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pembangunan yang cepat dan padat, minimnya ruang terbuka hijau, serta meningkatnya jumlah permukaan keras seperti beton dan aspal, membuat perubahan mikroklimat di Semarang semakin terasa. Untuk menjawab persoalan ini, dibutuhkan solusi yang tidak hanya modern, tetapi juga menyatu dengan alam. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah permakultur, sebuah sistem berkelanjutan yang meniru pola kerja [...]
Read MoreTanah subur adalah kunci untuk menumbuhkan tanaman dengan hasil maksimal. Tetapi, tanah yang subur tidak datang begitu saja, ia butuh perawatan khusus. Salah satu caranya adalah dengan metode hugelkultur, sebuah teknik sederhana yang memanfaatkan limbah organik untuk menciptakan tanah yang kaya nutrisi. Bayangkan, tumpukan ranting, daun, dan sisa limbah organik lainnya yang tersusun berlapis-lapis, berubah menjadi "harta karun" yang menyuburkan tanah dan bahkan mengurangi kebutuhan penyiraman! Menurut Jayati dan Lestari (2023), Hugelkultur memanfaatkan proses penguraian alami limbah organik untuk menyediakan nutrisi dan menyimpan air, sehingga tanah di atasnya jadi super subur. Pada Kamis, 10 Juli 2025, tim magang dari Teman Berkebun [...]
Read MorePada hari Minggu, 13 Juli 2025 tim magang EXPRONAS IAAS Universitas Diponegoro 2025 melanjutkan magang hari ke-4 dengan membuat Plant Growth Promoting Rhizobacteria untuk tanaman. Pembuatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria atau sering disebut dengan PGPR ini dilakukan di Plalangan, Gunungpati. Kegiatan ini diawali dengan melanjutkan pembuatan Hugel Bed pada lahan dengan tanah merah di Plalangan yang sudah memadat dan keras karena kurang perawatan yang tepat. Pembuatan Hugel Bed membuat teman-teman magang mendapatkan pembelajaran tentang cara pengolahan lahan yang kurang kesuburan tanahnya agar dapat subur kembali. Hugel Bed adalah metode pertanian yang diadopsi dari negara Jerman untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan [...]
Read MoreKegiatan berkebun sudah tidak asing lagi dilakukan oleh masyarakat umum, bahkan sedari kecil kita diajarkan teknik berkebun dengan sederhana. Berkebun dapat dilakukan dimana saja, tidak melulu pada lahan yang luas namun dengan lahan terbatas yang dimiliki juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan berkebun. Sesuai dengan visi dan misi Teman Berkebun yaitu 1 rumah 1 kebun, kondisi perkotaan juga tidak dipungkiri dapat diimplementasikan dengan tujuan tersebut walaupun dengan luasan lahan yang lebih terbatas. Making Hugel Beds Trees Prunning Kami sebagai peserta magang Exchange Program Nasional (Expronas) turut merasa terpanggil dalam mendukung tujuan dari tempat magang kami yaitu Teman Berkebun. Berbagai rangkaian kegiatan magang harian [...]
Read MorePada hari Senin, 30 Juni 2025, saya bersama teman-teman dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, mengikuti kegiatan magang di Kebun Qita yang berlokasi di Jl. Kyai Saleh No.13, Randusari, Kecamatan Semarang. Dalam kegiatan ini, kami mendampingi anak-anak dalam praktik pembuatan kompos menggunakan bahan-bahan organik seperti dedaunan kering dan limbah sayuran. Kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan, baik secara alami maupun dengan bantuan bioaktivator seperti EM4 yang berfungsi mempercepat fermentasi bahan organik. Pengomposan sendiri adalah proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang memanfaatkan bahan tersebut sebagai sumber energi. Penggunaan pupuk [...]
Read More